Zona Line News – Oelamasi. Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai diperlukan peranan semua pribadi, bangsa dan negara untuk saling menuntun dan mengingatkan, demi membangun nilai moral melalui sifat jujur dan kesetiakawanan yang bermartabat sebagai wujud pengakuan diri.
Ini diungkapkan oleh Bupati Kupang, Ayub Titu Eki dalam sambutannya pada Seminar Pendidikan dan Festival Anak Semai Damai, yang diselenggarakan atas kerjasama Cis Timor dengan beberapa elemen kelembagaan yakni Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Jogyakarta dan perwakilan Duta Besar Jepang, serta Pemerintah Kabupaten Kupang, Selasa 19 September 2013 jam 15:00 sore bertempat di Aula Kantor Bupati Kabupaten Kupang.
Menurut Ayub perdamain bukan hanya berbicara semata tetapi harus dikaryakan dalam tindakan nyata dan dimulai dari diri, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah pada umumnya serta khususnya dinyatakan melalui iman dan perbuatan dalam lingkungan masyarakat, dengan harapan kiranya kesejahteraan bisa tercapai bersama.
Ayub juga mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Tim PSKP Gadjah Mada dan perwakilan Kedutaan Jepan serta kepada peserta Seminar dan Festival, baik guru maupun siswa-siswi Sekolah Dasar yang telah mendukungan Cis Timor dalam menyukseskan kegiatan bertajuk Pendidikan dan Pelatihan Pendampingan keterampilan tersebut, yang berpucak pada kegiatan seminar dan festival.
Prof. Mohtar Mas’oed dari PSKP UGM dalam sambutannya menjelaskan bahwa perdamaian adalah berbicara mengenai perasaan dan suasana hidup yang mestinya lahir dari hati setiap insan ciptaan Ilahi, sehingga untuk mendewasakannya haruslah dimulai dari siapa yang menuntunnya dan siapa yang melaksanakannya.
Menyambung pernyataan kedua pembicara awal, perwakilan Duta Besar Jepang Ibu Kaori Shirahata mengatakan bahwa perdamaian merupakan tanggungjawab semua negara, guna mewujudkan generasi masa depan yang cinta damai dan harus dinyatakan oleh segenap elemen secara sadar dan bermartabat.
Panitia Pelaksana Kegitan dari Cis Timor, Wilson Rondo mengungkapkan maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka menyambut Hari Anak Internasional yang jatuh pada tanggal 20 November, sekaligus merupakan lanjutan dari selebrasi program Semai Generasi Masa Depan yang telah dilaksanakan selama 6 bulan lamanya.
Hasil kegiatan ini adalah pelatihan bagi orang tua dan guru-guru, dengan metode pembinaan bagi anak dan murid sebagai generasi masa yang cinta damai melalui pelatihan keterampilan sederhana serta kreatif seperti, metode mendongeng, membuat permainan boneka tangan, metode pokok pembelajaran bertajuk perdamaian seperti karya tulis pembuatan majalah, cipta lagu bernuansa perdamaian dan puisi serta lainnya yang mendorong anak dan murid untuk menjadi generasi masa depan yang berkarakter cinta damai, dimana itu telah menjadi panggilan moral dan komitmen kami untuk peduli terhadap wilayah-wilayah yang masih terkategori wilayah rawan konflik. (*Paul)