Tentang PSKP
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM adalah lembaga yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 1996, dengan diawali diskusi-diskusi panjang dan intens dari para pakar keamanan dan perdamaian berbagai disiplin Ilmu di Indonesia. Lembaga ini didirikan dengan niatan untuk menjawab tantangan persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan masalah keamanan dan perdamaian. Diniatkan pula PSKP mampu mempertajam konsep dan pemikiran mengenai keamanan dan perdamaian dalam lingkup nasional maupun regional.
Sebagai Pusat Studi, PSKP melakukan riset secara teratur untuk pengembangan keilmuan. PSKP juga mendasarkan aktivitasnya pada bidang riset aksi (action research). PSKP memiliki komitmen yang kuat terhadap aksi-aksi advokasi, fasilitasi, pelatihan, serta pendampingan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat di dalam transformasi pembangunan, khususnya menyangkut soal keamanan dan perdamaian.
PSKP UGM mempromosikan nilai-nilai dan konsep-konsep keamanan (keselamatan) dan perdamaian melalui pendidikan formal dan non-formal. Fasilitasi diberikan oleh PSKP kepada pihak-pihak yang membutuhkan, diantaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan terkait bidang keamanan dan perdamaian, serta riset.
Latar Belakang Penawaran Training
Krisis ekonomi yang melanda dunia, secara nyata sudah berimbas ke Indonesia. Harga berbagai barang meninggi, kemampuan daya beli menurun, sementara produksi barang dan jasa tak terserap pasar. Bahaya krisis memang tidak akan sebesar 1998. Tetapi, tingkat penderitaan rakyat lapis bawah dalam ekonomi nyata terjadi. Sementara potensial konflik sosial tetap ada. Pencegahan secara dini diperlukan agar konflik sosial dengan muara kekerasan bisa dicegah sejak dini, sehingga sesudah masa krisis lewat, kondisi yang didapatkan menjadi lebih baik.
Sesungguhnya krisis ekonomi adalah kondisi yang terjadi secara reguler. Di tingkat dunia, krisis ekonomi terjadi pada kisaran waktu setiap 7-8 tahun sekali. Secara umum, kebangkitan ekonomi dunia akan berlangsung sesudah krisis berlalu. Negara yang mampu mengatasi krisis, akan bangkit sesudah krisis, bahkan lebih sejahtera. Sementara negara yang tidak mampu bangkit dari krisis akan mengalami keterpurukan ekonomi dan sosial. Masalahnya, tak semua negara menyiapkan diri pada krisis.
Selain krisis ekonomi di tingkat dunia, secara tradisional, negara kepulauan Indonesia ini juga memiliki potensi krisis ekonomi tahunan. Pada musim pancaroba yang terjadi antara bulan Maret hingga Juli setiap tahunnya, banyak sawah ladang tak menghasilkan. Cuaca yang lebih kering dan dingin menyebabkan hewan ternak, unggas dan ikan, mudah sakit, gampang mati atau tidak bisa tumbuh. Potensi krisis ekonomi di sektor pertanian ini jika berlanjut akan menyumbang terjadinya krisis ekonomi. Pola konsumsi masyarakat dan pengeluaran yang tinggi secara agregat, yang terjadi pada masa Ramadan dan Lebaran, Hari Raya Haji, Natalan dan Tahun Baru, serta kebutuhan membayar biaya sekolah dan SPP anak, juga penting diperhatikan.
Krisis ekonomi akan membahayakan dan potensial memunculkan konflik sosial, apabila terjadi Penumpukan. Yaitu: di tingkat dunia terjadi krisis ekonomi global yang berdampak pada ekonomi Indonesia, sementara secara berbarengan atau berurutan terjadi krisis di sektor pertanian akibat musim kering, berbarengan dengan masa Ramadan-Lebaran, berurutan dengan masa Lebaran Haji dan Natalan-Tahun baru, dan masa membayar biaya kuliah dan SPP.
Tentu saja, ada satu aspek penting yang lain yang memungkinkan memunculkan krisis sosial yang dipicu oleh krisis ekonomi. Yaitu, masalah politik. Krisis ekonomi 1996 tidak akan bermuara ke konflik sosial pada 1998-2000, jika politik di tingkat pusat dan daerah tidak ada masalah. Pemahaman atas fakta konflik akibat krisis ekonomi, khususnya di tingkat lokal/wilayah menjadi sesuatu yang penting dipahami, baik oleh pemerintah, sektor swasta, maupun warga masyarakat. Jika potensi konflik dipahami, dan pengelolaan bisa dilakukan dengan baik, maka kekerasan tidak akan terjadi. Ketika krisis berlalu, kesejahteraan rakyat dapat lebih diupayakan. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam melayani warga, dan meningkatkan kemampuan swasta menyesuaikan diri di saat krisis sekaligus mampu segera bangkit dan lebih maju saat krisis sudah terlewati, adalah sesuatu yang amat penting.
Berangkat dari latar belakang diatas, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian, Universitas Gadjah Mada menawarkan, Training: Pencegahan Konflik Sosial (Sebagai Dampak Krisis Ekonomi Global) untuk Kebutuhan Lokal/ Wilayah.
Materi :
Hari Pertama
- Kuliah Pembuka: Memahami Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya di Tingkat Lokal/Wilayah
- Persoalan-persoalan ekonomi di tingkat lokal dan sumbangan terhadap Potensi konflik sosial, serta mekanisme pengelolaan konfliknya.
- Manajemen Konflik untuk Persoalan Ekonomi dan Sosial.
- Bedah Kasus di Tingkat Lokal/Wilayah.
Hari Kedua
- Prinsip-prinsip penyelesaian konflik lokal akibat Dampak Krisis Ekonom dan Sosial.
- Mendesain Penyelesaian Kasus Lokal/Wilayah
- Presentasi
Hari Ketiga
- Kuliah Penutup : Tanggung jawab pemerintah dan Peran Sosial Swasta dalam menghadapi Krisis Ekonomi dan pengelolaan konflik Sosial
- Rekreasi Tematik (Kunjungan di lokasi wisata, dipandu guide yang paham dengan arkeologi/antropologi budaya ekonomi masyarakat, kontekstual dengan tema Training).
Waktu Training :
Minggu Kedua dan Minggu Ketiga Bulan Agustus 2015. Jika menginginkan jadwal tersendiri, termasuk jadwal pada bulan puasa, harap mengatur waktu dengan panitia.
Pengajar yang akan menyampaikan materi training dan memberikan fasilitasi adalah sbb :
- Dr. Sigit Riyanto, L. LM
- Dr. Mohtar Mas’oed, MA
- M. Najib Azca, S.sos, PhD
- Eric Hiariej, M.Phil
- Zuly Qodir, Msi
- Faried Cahyono, SE., MSc
- Samsu Rizal Panggabean., MSc
- Arifah Rahmawati, MA
- Tri Susdinarjanti, MA
- Titik Firawati, SIP., MA
- Frans Vicky Djalong, S.Sos., MA
- Ucu Martanto, MA
Biaya
*) Biaya pendaftaran dan pelatihan Rp. 4.000.000 (per orang) dan dibayarkan paling lambat satu minggu sebelum pelatihan. Biaya pelatihan tidak termasuk akomodasi selama pelatihan.
*) Seluruh biaya ditransfer ke rekening nomor 137-00-1401907-5, Bank Mandiri Kantor Cabang Yogyakarta UGM, atas nama UGM PUSAT STUDI. PSKP KERJASAMA
Tempat Training:
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Peserta :
Minimal Peserta 5 (lima) orang, maksimal peserta 20 orang. Apabila jumlah peserta berlebih dan menginginkan waktu yang sama, maka akan dibuatkan kelas paralel.
Fasilitas
- Modul
- Makan siang dan snack selama pelatihan
- Sertifikat
Untuk informasi lebih lengkap mengenai program ini dapat menghubungi Sdri. Anggoro Wasthi (Aang) Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada Sekip K-9 Yogyakarta, Telp./Fax (0274) 520733 Email:ps.kp@ugm.ac.id, Website: csps.ugm.ac.id