Editor | Lambang Trijono and Frans de Djalong | |
ISBN | — | |
Bahasa | Indonesia | |
Halaman | iv + 68 | |
Tahun | 2006 | |
Ukuran | 120 x 180 mm | |
Harga | Rp. 10.000,00 (shipping not included) | |
Ebook | free download (lihat di bawah) |
Kecenderungan konflik dan upaya perdamaian yang marak belakangan ini, hendak mengungkapkan suatu kenyataan bahwa kawasan rentan konflik di Indonesia sedang mengalami dinamika pasca konflik dengan memasuki tahap pemulihan dan rekonstruksi. Konflik Maluku, Maluku Utara, Poso, dan Kalimantan Barat sudah menunjukkan deskalasi yang signifikan, meski masih ditandai lambatnya upaya pemulihan perdamaian. Konflik Aceh, setelah kesepakatan Helsinski, memasuki tahap kesepakatan pasca konflik yang membutuhkan strategi pembangunan perdamaian yang lebih padu demi perdamaian berkelanjutan di kawasan ini.
Tantangan baru yang muncul dari dinamika konflik dan perdamian di kawasan ini meminta strategi dan pendekatan tertentu untuk pencegahan konflik dan pembangunan. Sudah umum diketahui kalau pada tahap pasca konflik dan pasca kesepakatan damai, potensi konflik dan konflik laten bisa pecah menjadi konflik kekerasan dan tentu saja mengganggu proses perdamaian yang sedang dibangun. Ini terjadi terutama karena negara, lembaga politik, dan masyarakat sipil sangat lemah kapasitasnya dalam mencegah konflik dan mengelola proses perdamaian yang masih harus dikaitkan dengan potensi konflik dan ketegangan sosial.
Download Ebook |
PDF format: Masyarakat Sipil dan Pencegahan Konflik Bersenjata (396.25 Kb) |