Sabtu, 14 April 2007 | |||
Dalam rubrik opini Koran Tempo edisi 14 April 2007, Moch. Faried Cahyono menuliskan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak paham mengapa orang dapat menjadi teroris dan mengapa jumlahnya sedemikian banyak. Padahal pemahaman bagaimana munculnya teroris amat penting untuk pencegahan tindak terorisme, dan lebih jauh membantu mereka kembali ke masyarakat normal. Cahyono menarik akar kemunculan teroris dari perang dingin antara blok timur dan blok barat. Juga pada kasus-kasus kerusuhan yang terjadi di negeri ini. Mereka terlibat dalam gesekan-gesekan tersebut, sebagai pejuang (combatant) dari pihak-pihak yang bertiakai tersebut. Begitu ‘perang’ usai mereka kembali ke Indonesia dan daerahnya sebagai mantan pejuang (ex combatant). Disini Cahyono menjelaskannya dengan panjang lebar, dari berbagai kasus perang dingin dan kerusuhan di Indonesia. Mengembalikan mereka ke masyarakat, tulis Cahyono, adalah cara terbaik untuk mewujudkan situasi normal supaya mereka bisa hidup normal. Dan ini merupakan tanggung jawab banyak pihak. Selama ini data mengenai mereka hanya dimiliki aparat keamanan (untuk tindakan represif), seharusnya untuk dapat mengembalikan mereka ke hidup normal data ini tidak hanya dimiki aparat keamanan. Itu adalah langkah pertama. Kemudian Cahyono memberikan usulan bagaimana langkah-langkah selajutnya.[sy]
|