Editor | M. Najib Azca dan Moch. Faried Cahyono | |
ISBN | 979-98203-1-6 | |
Bahasa | Indonesia | |
Halaman | xiv + 149 | |
Tahun | 2004 | |
Ukuran | 105 x 170 mm | |
Harga | — (stok habis) | |
Ebook | free download (lihat di bawah) |
Untuk pertama kali dalam sejarah, rakyat Indonesia memilih secara langsung pemimpin politik tertingginya pada tanggal 20 September 2004. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pengusaha Muhammad Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu yang dicatat sebagai pemilu yang aman, jujur dan demokratis, serta mendapat penghargaan luas di panggung internasional.
Namun, ada kekhawatiran atas naiknya SBY jadi presiden. Ia bagaimanapun tumbuh dan dibesarkan dalam era kepemimpinan otoriter di mana militer merupakan kekuatan dominan yang memiliki privilese dan prerogatif besar. Ia juga jadi presiden tidak lepas dari dukungan meluas dari kekuatan militer, khususnya para purnawirawan. Namun, di luar kekhawatiran akan kembalinya militer dalam politik, gerakan masyarakat sipil sendiri memiliki begitu banyak kelemahan, khususnya soal agenda gerakan sipil yang berceceran, tidak menyatu. Para pemimpin sipil juga tidak jelas dan tidak tegas dalam reformasi sektor keamanan dalam sistem politik yang demokratis.
Dua soal besar didiskusikan dalam buku ini. Pertama, bagaimana nasib reformasi sektor keamanan, khususnya penegakan supremasi sipil atas militer, di bawah Presiden baru yang kebetulan seorang pensiunan Jenderal bintang empat. Kedua, bagaimana peluang dan kemungkinan terjadinya konflik sosial dan disintegrasi nasional di bawah kepemimpinan nasional baru.
Download Ebook |
PDF format: Konflik dan Reformasi-TNI di Era SBY (589.55 Kb) |