• UGM
  • IT Center
  • Perpustakaan Pusat
  • Research
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian
  • Home
  • Tentang Kami
    • sejarah
    • Visi dan Misi
    • Profil Pengurus
      • Plt Kepala PSKP
      • Sekretaris
    • Profil Tim Ahli
    • Profil Peneliti
    • Profil Karyawan
    • Struktur Organisasi
    • Patner
  • Penelitian
  • Kegiatan
    • Workshop
    • Konferensi
    • Pelatihan
    • Diskusi
    • Advokasi
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Monograf
    • Buletin
    • Buku Saku
    • Newslatter
    • Artikel
  • Ruang Pustaka
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 6
Pos oleh :

Admin Jr

PELA Newsletter Vol. 1 No.2

NewslatterPublikasi Friday, 17 March 2017

klik: detail image

Edisi Vol. 1 No. 2 – Desember 2002
Jejak-Jejak Langkah Perdamaian
Kontributor
dan Editor
Lambang Trijono, Diah Kusumaningrum, Arie Sujito, Novri Susan, Ulyati Retno Sari, Glenn Francois Arradon
Bahasa Indonesia dan Inggris
Tak terasa tahun 2002 berlalu. Waktu berlalu meninggalkan hari, manusia melangkah meninggalkan jejak sejarah.Tahun 2002 merupakan setitik perjalanan sejarah itu. Berbagai peristiwa konflik masih terjadi di tahun 2002. Ledakan bom masih terjadi di Ambon, penembakan di Timika, senjata masih meletus di Aceh, serta terorisme mengguncang Bali. Darah masih terus mengucur di tanah air.

Namun, pada saat yang sama kita menemukan harapan, antara lain penandatanganan Deklarasi Malino hingga perjanjian damai GAM dan RI di Genewa baru-baru ini.

Kita perlu belajar dari sejarah. Melakukan refleksi atas berbagai peristiwa konflik menuju transformasi. Transformasi berarti mengubah konflik kekerasan di masa lalu, menuju perdamaian di masa depan.

Rintisan perdamaian itu merupakan permulaan baik. Kita perlu memperluas langkah perdamaian.

Perjanjian Malino perlu disusul pemulihan masyarakat Maluku, penandatanganan Genewa perlu diteruskan dengan langkah kongkrit, dan para “pejuang perdamaian” di kalangan sipil perlu melembagakan aksinya.

Jika ada pepatah “Banyak jalan menuju Roma” , pasti “Banyak jalan menuju damai”. Jejak-jejak langkah perdamaian itu merupakan rintisan
jalan awal.

Download
pdf format: Pela Newsletter Vol. 1 No. 2 Pela Newsletter Vol. 1 No. 2 (290.96 Kb)

PELA Newsletter Vol. 1 No. 1

NewslatterPublikasi Friday, 17 March 2017

 

 

Edisi Vol. 1 No. 1 – Juli 2002
Darurat Militer di Siang Bolong
Kontributor
dan Editor
Nanang Pamuji Mugasejati, Lambang Trijono, Samsu Rizal Panggabean, Diah Kusumaningrum, Dody Wibowo, Nurul Aini
Bahasa Indonesia dan Inggris
Konflik di Ambon dan Aceh memang serius. Tapi, betulkah status darurat militer diperlukan di sana? Soal darurat, Aceh sudah darurat sejak dulu. Kalau isu itu baru dimunculkan sekarang, kita jadi bertanya-tanya ada apa di baliknya. Kebangkitan militer?Status darurat adalah status khusus. Darurat militer diterapkan ketika negara runtuh, darurat sipil ketika pemerintah lokal jatuh, dan darurat kemanusiaan ketika fungsi-fungsi pelayanan publik macet total. Yang jelas, ketiganya harus didasari justifikasi politik dan hukum yang kuat. Darurat militer jelas tidak diperlukan di Aceh, Maluku dan derah lain. Negara masih segar bugar, inisiatif damai di kalangan sipil masih tumbuh. Status itu justru akan menghambat inisiatif damai di kalangan masyarakat.

Yang diperlukan adalah upaya damai non-militer seperti mediasi dan negosiasi. Kalau keduanya bisa diupayakan, mengapa harus darurat militer? Seperti petir di siang bolong!

Download
pdf format: Pela Newsletter Vol. 1 No. 1 Pela Newsletter Vol. 1 No. 1

Buletin Semai Damai: Agama dan Damai

BuletinPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
(klik image untuk memperbesar)
Seri Buletin Semai Damai
Edisi Bulan Desember
Bahasa Indonesia
Kata Pengantar Salam Damai!

Bulan Desember identik dengan perayaan Natal, oleh karena itu di bulan Desember 2013 ini Buletin Semai Damai juga mengangkat tema yang berkaitan dengan Natal dan keberagaman agama. Anak-anak sedari kecil kita ajarkan mengenai indahnya keberagaman dan kebersamaan, bahwa kita hidup dalam masyarakat yang beragam kepercayaannya dan oleh karenanya kita perlu untuk saling memahami dan menghargai keberagaman itu.

Natal, lahirnya Tuhan Yesus selalu dirayakan dengan sukacita, merayakan kelahiran Juru Selamat yang kasih dan sayangnya melintasi keberagaman, bukan untuk kelompok tertentu saja. Semangat kasih lintas keberagaman itu tentunya ingin kita hidupi dalam bermasyarakat. Masyarakat yang beragam, yang menganut berbagai agama dan kepercayaan mari kita lihat sebagai suatu kekayaan untuk saling memahami, saling mengasihi, karena itulah yag dibawa oleh semua nilai damai dalam agama, berbagi kasih dan damai untuk semua umat dan makhluk-Nya.

Semoga semangat kasih dan damai dalam Natal kiranya bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menerapkan nilai-nilai damai dalam kehidupan sehari-hari.

Selamat membaca!

Download eBook (PDF)
Bina Damai - Semai Damai Desember Bina Damai – Semai Damai Desember

Buletin Semai Damai: Sekolah yang Damai

BuletinPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
(klik image untuk memperbesar)
Seri Buletin Semai Damai
Edisi Bulan November
Bahasa Indonesia
Kata Pengantar Salam Damai!

Di bulan November 2013 ini Buletin Semai Damai hadir dengan mengangkat tema Sekolahku. Sekolah sebagai lingkungan tempat anak menuntut ilmu, berinteraksi, mengembangkan kemampuan diri dalam hal akademik dan non-akademik. Sekolah sebagai rumah kedua bagi anak untuk belajar nilai-nilai dan perilaku yang baik, yang diajarkan oleh para guru.

Sekolahku yang damai, sekolah yang berisi kegiatan-kegiatan yang menyenangkan – sambil menambah ilmu, anak-anak juga tetap diberi keleluasaan untuk menikmati masa kecil mereka. Itulah ekspresi dan harapan anak-anak dari empat sekolah dampingan yang mereka tuangkan dalam berbagai bentuk karya yang bisa dinikmati dalam bulletin ini.

Guru, murid, dan warga sekolah diharapkan bisa bekerjasama, belajar satu sama lain, berbagi, mengembangkan nilai-nilai dan perilaku damai dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Kegiatan belajar di sekolah dirancang bukan hanya untuk memperkuat kemampuan akademik murid, akan tetapi juga untuk mengembangkan nilai dan perilaku damai murid.

Semoga kebersamaan dan kedamaian di sekolah semakin kuat dengan inspirasi dari buletin Semai Damai ini.

Selamat membaca!

Download eBook (PDF)
Bina Damai - Semai Damai November Bina Damai – Semai Damai November

Buletin Semai Damai:Keluargaku

BuletinPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
(klik image untuk memperbesar)
Seri Buletin Semai Damai
Edisi Bulan Oktober
Bahasa Indonesia
Kata Pengantar Salam Damai!

Berjumpa lagi dengan Buletin Semai Damai edisi Oktober 2013. Pada edisi ini kami mengangkat tema “Keluargaku.” Keluarga adalah tempat pembelajaran utama untuk anak. Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak sejak lahir. Peran keluarga kemudian amat sangat besar dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak.

Anak-anak dari empat SD dampingan mengekspresikan rasa cinta mereka terhadap papa, mama, dan saudara. Anak-anak mengekspresikan seperti apa kebahagiaan yang ada di dalam keluarga mereka, keluarga yang memberikan kedamaian. Anak-anak belajar nilai damai dari keluarga yang kemudian mereka hidupi dalam perilaku mereka sehari-hari.

Semoga buletin Semai Damai kali ini bisa menginspirasi papa, mama, kakak, adik, dan anggota keluarga lainnya untuk semakin mempererat cinta dan kasih sayang dalam keluarga demi selalu menjaga kedamaian dalam keluarga yang sinarnya mampu mengajak orang-orang di sekitar untuk juga membangun dan menjaga kedamaian di keluarga masing-masing.

Selamat membaca!

Download eBook (PDF)
Bina Damai - Semai Damai Oktober Bina Damai – Semai Damai Oktober

Buletin Semai Damai: Desaku

BuletinPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
(klik image untuk memperbesar)
Seri Buletin Semai Damai
Edisi Bulan September
Bahasa Indonesia
Kata Pengantar Salam Damai!

Penanaman nilai-nilai dan perilaku damai didapatkan dari interaksi anak-anak bukan hanya di rumah maupun sekolah, tetapi juga dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan tempat dia tinggal. Nilai-nilai dan perilaku yang menjadi budaya di lingkungan tempat tinggal akan menjadi contoh serta panduan bagi anak dalam berperilaku.

Ketika lingkungan tempat tinggal anak adalah lingkungan yang mengembangkan budaya damai, maka akan dipastikan bahwa anak akan bertumbuh dan berkembang dengan menginternalisasi nilai-nilai damai tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita anggota masyarakat untuk bekerjasama menjadikan lingkungan tempat tinggal kita sebagai lingkungan yang menerapkan nilai-nilai dan perilaku damai, yang ramah dan kondusif bagi anak untuk belajar menjadi manusia yang damai.

Anak-anak punya pendapat tentang lingkungan tempat mereka tinggal. Anak-anak juga punya harapan terhadap lingkungannya. Dalam Buletin Semai Damai edisi September 2013 ini, kami mengangkat tema Desaku yang Damai untuk memperlihatkan kepada masyarakat tentang pentingnya lingkungan tempat tinggal dalam usaha membangun perdamaian. Tema yang diharapkan akan membuka pandangan masyarakat untuk mau bekerjasama, mau bahu-membahu mewujudkan lingkungan tempat tinggalnya sebagai laboratorium damai bagi anak-anak generasi masa depan.

Kiranya tulisan dan karya anak-anak dari empat desa ini akan memberi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berkomitmen membangun dan menjaga perdamaian, bukan untuk saat ini saja, tetapi juga hingga masa mendatang.

Selamat membaca!

 

Download eBook (PDF)
Bina Damai - Semai Damai September Bina Damai – Semai Damai September

 

Buletin Semai Damai: Damai Untukmu

BuletinPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
(klik image untuk memperbesar)
Seri Buletin Semai Damai
Edisi Bulan Agustus
Bahasa Indonesia

Kata Pengantar 
Salam Damai!Senang sekali Buletin Semai Damai akhirnya bisa terbit untuk mengabarkan berbagai kegiatan anak-anak di empat desa di Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang dalam rangka menyemai dan menumbuhkan nilai-nilai dan perilaku damai bagi anak-anak pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

Buletin Semai Damai ini adalah sebuah kegiatan dari program PPPP yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan CIS Timor yang didukung oleh Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia.

Kami percaya bahwa perdamaian adalah tanggung jawab semua anggota masyarakat, baik dari anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, jenis pekerjaan apapun, dan bagaimanapun keadaan fisiknya. Peran anak-anak dalam membangun perdamaian masih perlu didorong dan ditingkatkan karena selama ini anak-anak masih dianggap bukan pihak penting dalam membangun perdamaian.

Melalui Buletin Semai Damai diharapkan masyarakat luas menjadi tahu apa saja kegiatan yang telah dilakukan oleh anak-anak yang didampingi dalam program ini, apa yang telah mereka pelajari, juga apa pesan mereka untuk masyarakat. Selain itu dengan menampilkan karya anak-anak, diharapkan rasa kepercayaan diri anak akan semakin tinggi dan juga membuat mereka semakin bersemangat untuk menyemaikan nilai-nilai dan perilaku damai, dalam diri mereka, kepada teman-temannya, juga ke masyarakat luas.

Selamat membaca!

 

Download eBook (PDF)
Bina Damai - Semai Damai Agustus Bina Damai – Semai Damai Agustus

Buletin Program: Developing Social Cohesion in Halmahera

BuletinPublikasiUncategorized Friday, 17 March 2017

                                                                                                                                                       main Seri Buletin Program
Bahasa Indonesia
Dari April 2010 hingga Oktober 2010, Tim PSKP UGM terjun ke Halmahera (Maluku Utara) untuk membangun kohesi sosial terkait sengketa 6 desa yang diklaim 2 kabupaten sebagai wilayah mereka. Akibatnya keenam desa ini memiliki 2 pemerintahan yang tidak jarang muncul konflik antar warga masyarakat. Program ini di-support oleh SERASI USAID, dan dilaksanakan bekerjasama dengan mitra lokal: Lembaga Mitra Lingkungan (LML) Maluku Utara.

Buletin ini merupakan detil kegiatan program tersebut.

Berita terkait: Membangun Kohesi Sosial di Halmahera.

Download Buletin Program
Developing Social Cohesion in Halmahera (Screen Quality) Developing Social Cohesion in Halmahera

Monograf: Masalah Eksternalitas dan Bagi Hasil Tambang dalam Konflik Enam Desa di Maluku Utara

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Social Cohesion in North Maluku
Paper No 4 – April 2013
Penulis Moch. Faried Cahyono dan Hasby Yusuf
Bahasa Indonesia
Salah satu paradoks pembangunan ekonomi adalah tingginya pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat. Di satu sisi barang dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan manusia melimpah ruah, di sisi lain kualitas lingkungan hidup terus mengalami penurunan, jurang ketimpangan ekonomi dan sosial semakin melebar, kemiskinan meningkat, sementara  pengangguran menghantui jalannya pembangunan. Dalam prinsip ekonomi disebutkan bahwa manusia rasional akan termotivasi memperebutkan sumberdaya yang langka (scarce) apabila ada padanya pilihan-pilihan (choices) yang paling menguntungkan. Adanya keuntungan (insentif) yang bisa didapatkan akan menjadi penggerak baginya. Selanjutnya perlombaan merebut sumberdaya akan memunculkan persaingan ekonomi. Manusia  yang rasional akan berupaya menggunakan input atau modal yang serendah mungkin untuk keuntungan (gains) ekonomi yang besar. Persaingan menempatkan mereka yang lebih efisien memenangkan pertarungan memperebutkan sumber daya yang tersedia.
Download Monograf (PDF)
Paper No 4 - Masalah Eksternalitas dan Bagi Hasil Tambang dalam Konflik Enam Desa di Maluku Utara Paper No 4 – Masalah Eksternalitas dan Bagi Hasil Tambang dalam Konflik Enam Desa di Maluku Utara

Monograf: Ruang dan Konflik Wilayah: Cerita dari Enam Desa

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Social Cohesion in North Maluku
Paper No 3 – Desember 2012
Penulis Ucu Martanto
Bahasa Indonesia
Salah satu fenomena yang muncul, dan berangsur-angsur menjadi tren, pasca jatuhnya pemerintahan Suharto tahun 1998 adalah pemekaran daerah. Terhitung semenjak tahun 1999 hingga Juni 2009, terdapat penambahan 205 Daerah Otonom Baru (DOB) yang terdiri dari 7 provinsi, 164 kabupaten, dan 34 kota (Ditjen Otonomi Daerah, Kemendagri, 2010). Jumlah ini diperkirakan mengalami penambahan mengingat tingginya hasrat daerah untuk memisahkan diri dari pemerintah daerah induk. Kebijakan moratorium pemekaran dalam rangka mengevaluasi keberadaan DOB tidak menyurutkan ambisi daerah untuk mengajukan proposal pemekaran.

Sengketa wilayah merupakan fenomena yang sama gandrungnya dengan pemekaran daerah. Belum tuntasnya proses delimitasi wilayah pemerintah daerah di Indonesia menyebabkan batas wilayah antar-pemerintah daerah tumpang-tindih. Dalam kondisi ketidakpastian batas-batas wilayah, DOB dilahirkan. Akibatnya mudah diterka, hampir setiap kasus pemekaran kabupaten/kota maupun provinsi – terutama di luar Pulau Jawa – selalu diikuti dengan sengketa batas wilayah. Tidak sedikit dari sengketa ini berakhir dengan konflik kekerasan yang menyimpang dari tujuan pemekaran daerah, seperti yang terkandung dalam UU No. 32 tahun 2004, yaitu: meningkatkan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, dan memperkokoh NKRI.

Mengapa sengketa batas wilayah antar-pemerintah daerah seringkali ditempuh dengan jalan kekerasan antar-penduduk? Seseorang berperang mempertahankan kedaulatan teritorial NKRI dianggap sebagai pejuang nasionalisme, sementara bagi mereka yang rela mati untuk memperjuangkan batas-batas wilayah pemerintah daerahnya, apakah ini yang disebut ‘provinsisme’ atau ‘kabupatenisme’? Apa yang mereka pertaruhkan ketika memperjuangkan batas-batas wilayah kabupaten/kota atau provinsi? Fenomena ini menyiratkan pertanyaan lebih lanjut tentang keindonesiaan, tentang kewilayahan, tentang pemerintahan, tentang kewarganegaraan. Saya menduga pertanyaan-pertanyaan itu hanya akan tuntas dijelaskan melalui pisau analisa yang multiperspektif. Untuk melengkapi perspektif yang telah banyak digunakan (seperti: kelembagaan/tata kelola pemerintahan, ekonomi politik, politik identitas, gerakan sosial, dan konflik), tulisan ini mengangkat perspektif ruang dalam memahami pemekaran daerah dan konflik kekerasan batas wilayah.

Download Monograf (PDF)
Paper No 3 - Ruang dan Konflik Wilayah: Cerita dari Enam Desa Paper No 3- Ruang dan Konflik _Cerita dari Enam Desa
1…45678…13

Recent Posts

  • Buku : Dua Menyemai Damai : Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Perdamaian dan Demokrasi
  • Buku : Pandemi, Konflik, Transformasi : Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial
  • Buku : Agensi Perempuan Dalam Lingkaran Ekstremisme Kekerasan : Narasi dari Poso, Bima, Lamongan dan Deli Serdang
  • Serial Webinar Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), UGM
  • [PEACE GOERS FESTIVAL-online] “Damai Itu Keren”
Universitas Gadjah Mada

PUSAT STUDI KEAMANAN DAN PERDAMAIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Sekip K-9 Yogyakarta 55281
email: ps.kp@ugm.ac.id
Telp./Fax : (0274) 520733

© 2017 CSPS Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju