• UGM
  • IT Center
  • Perpustakaan Pusat
  • Research
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian
  • Home
  • Tentang Kami
    • sejarah
    • Visi dan Misi
    • Profil Pengurus
      • Plt Kepala PSKP
      • Sekretaris
    • Profil Tim Ahli
    • Profil Peneliti
    • Profil Karyawan
    • Struktur Organisasi
    • Patner
  • Penelitian
  • Kegiatan
    • Workshop
    • Konferensi
    • Pelatihan
    • Diskusi
    • Advokasi
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Monograf
    • Buletin
    • Buku Saku
    • Newslatter
    • Artikel
  • Ruang Pustaka
  • Beranda
  • Publikasi
  • page. 3
Arsip:

Publikasi

Monograf: Program CSR Perusahaan Migas: Kasus Sumatera Bagian Selatan

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

main
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Paper No. 6 – Oktober 2009
Penulis Masduki, Nurul Aini , Moch. Faried Cahyono , dan Lukman Hakim
Bahasa Indonesia
Kontroversi bisnis pertambangan menjadi krusial bukan semata disebabkan intervensi politik, tetapi juga karena perilaku sosial pengelola perusahaan sendiri, terutama dalam interaksi mereka terhadap lingkungan kawasan tambang. Konflik atas lahan, pembagian keuntungan dan ketenagakerjaan bukan hanya bersumber dari transaksi bisnis yang top down, tetapi juga karena hubungan sosial yang tidak stabil antara stakeholders, khususnya warga dan perusahaan.

Dalam konteks ini, wacana dan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan program Community Development (CD) yang terpadu menjadi urgen diadopsi oleh perusahaan Migas. Tulisan ini mencoba menyajikan sisi konsepsi hingga temuan riset yang dilakukan tim Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada program CSR di beberapa perusahaan Migas yang beroperasi di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Penelitian sudah diselesaikan pada bulan Desember 2008.

Download Monograf Seri Conflict Management and Resolution, Paper No. 6 – Oktober 2009 (PDF)
Program CSR Perusahaan Migas: Kasus Sumbagsel Program CSR Perusahaan Migas: Kasus Sumbagsel (164.80 Kb)

Monograf: Tools Pencegahan Konflik dan Best Practices untuk Industri Ekstraktif

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

main
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Seri No. 1, Paper No. 1 – Juni 2009
Penulis Daniel Petz dan Ni Komang Widiani
Bahasa Indonesia
Selama dua dekade, banyak ulasan, penelitian, dan kampanye anti praktek-praktek bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bekerja di sektor ekstraktif atau penggalian. Kritik ini umumnya terkait dengan berbagai praktek bisnis yang secara langsung ataupun tidak langsung memicu konflik lokal maupun regional, dimana perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan kekuatan keamanan lokal untuk melindungi asset dan hak milik mereka, melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia, serta mengabaikan hak-hak masyarakat setempat yang hanya bisa menikmati secuil kekayaan dari perusahaan yang beroperasi di tempat mereka.

Selain itu perusahaan-perusahaan sering dilihat sebagai pemicu munculnya korupsi di negara-negara dimana mereka beroperasi. Munculnya gerakan lingkungan global telah ‘menggiring’ perusahaan-perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang telah mereka akibatkan, dan menggunakan para aktivis buruh menyelidiki praktek-praktek tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Kritik tersebut telah memunculkan tanggapan diantara perusahaan-perusahaan yang bekerja dalam sektor penggalian dan mendorong mereka untuk meninjau kembali beberapa praktek bisnis mereka dan mengembangkan ide ataupun literature tentang bisnis yang sensitif konflik.

Kebanyakan literatur mengenai praktek-praktek bisnis yang sensitif konflik memberikan penekanan kepada aspek pencegahan konflik. Industri-industri ekstraktif sering terlibat dalam proyek skala besar dengan rencana operasi dan periode eksplorasi yang panjang. Hal ini sebenarnya bisa memberi ruang bagi perusahaan untuk menaksir potensi-potensi konflik dan menerapkan secara preventif mekanisme resolusi konflik, yang dipersiapkan jika sewaktu-waktu terjadi konflik.

Menimbang banyaknya perusahaan yang bekerja di banyak negara, kepekaan budaya memegang peranan penting dalam mengembangkan tool yang tepat dan sesuai dengan konteks budaya setempat. Banyak perusahaan-perusahaan yang juga terlibat dalam melakukan praktek-praktek terbaik. Serangkaian framework agreements telah dikembangkan yang bertujuan untuk menggiring perusahaan-perusahaan akuntabel terhadap hak asasi manusia, tenaga kerja, dan standar-standar lingkungan. Beberapa inisitif yang telah dibangun adalah sebuah langkah awal, tetapi kita melihat bahwa perusahaan-perusahaan telah mulai untuk memahami pentingnya pencegahan konflik untuk bisnis mereka.

Monograf ini akan mengulas berbagai macam tools untuk pencegahan konflik yang menekankan juga pada teori-teori untuk menaksir secara seksama konflik dan resiko-resiko lingkungan sebelum operasi serta framework agreements yang dapat dilihat sebagai instrumen kuat yang focus kepada pencegahan konflik.

Berita terkait: Penelitian Peta Resolusi Konflik Migas di Wilayah Sumatra Bagian Selatan

Download Monograf Seri No. 1, Paper No. 1 – Juni 2009 (PDF)
DOWNLOAD: Tools dan Best Practices Ekstraktif Tools Pencegahan Konflik dan Best Practices Industri Ekstraktif (144.22 Kb)

Monograf: Persoalan Aturan Hukum dalam Pengelolaan Migas di Indonesia

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

main
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Seri No. 1, Paper No. 3 – Juni 2009
Penulis Lukman Hakim, Andi Ardiasto dan Moch. Faried Cahyono
Bahasa Indonesia
Kepastian hukum adalah prasyarat utama  terciptanya iklim investasi yang sehat. Hal tersebut dapat terbentuk jika regulasi yang ada mampu memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Bagi pihak investor, keberadaan regulasi bermanfaat untuk menciptakan kondisi yang efesien dalam setiap pelaksanaan operasi sebuah industri. Sedangkan bagi masyarakat umum, regulasi bermanfaat untuk menjamin diberikannya hak-hak masyarakat atas beroperasinya sebuah industri. Dengan kata lain, kepastian hukum akan bermanfaat bagi invertor dalam hal penambahan bersaran keuntungan yang diterimanya dan bagi masyarakat  akan mampu menambah tingkat kesejahteraan.

Tulisan ini muncul sebagai tindak lanjut dari temuan Tim Peneliti Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan (PSKP) Universitas Gadajah Mada bekerjasama dengan BP Migas dalam penelitian yang berjudul “Peta Dan Resolusi Konflik Migas Di Wilayah Sumatera Bagian Selatan”. Salah satu kesimpulan dari penelitian tersebut adalah  terdapat regulasi industri migas yang memberi kontribusi pada  terhadap konflik. Paparan berikut menjelaskan persoalan aturan hukum dalam pengelolaan migas dan aturan hukum seharusnya dibutuhkan agar konflik bisa dicegah sejak dini.

Download Monograf Seri No. 1, Paper No. 3 – Juni 2009 (PDF)
DOWNLOAD: Persoalan Aturan Hukum Persoalan Aturan Hukum (396.62 Kb)

Monograf: Masalah Pembangunan di Wilayah Penghasil Migas: Pengelolaan Migas di Sumbagsel

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

main
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Seri No. 1, Paper No. 2 – Juni 2009
Penulis Moch. Faried Cahyono dan Lukman Hakim
Bahasa Indonesia
Pasca Perang Dunia II, permasalahan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup manusia menjadi bahasan utama di beberapa negara. Dari sinilah kemudian muncul konsep pembangunan yang dipelopori oleh negara-negara maju. Melalui konsep pembangunan inilah kualitas manusia di dunia ini diyakini dapat diperbaiki maupun ditingkatkan.

Bahasan selanjutnya yang tak kalah penting adalah darimana sumber pembiayaan pembangunan didapat. Jawabannya adalah memanfaatkan sumberdaya alam menjadi sumberdaya utama  untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Sumberdaya alam merupakan sumber daya yang dimiliki oleh negara-negara berkembang, dan ingin dimanfaatkan untuk pembangunan. Dalam proses awal pembangunan negara berkembang menggantunggkan sumber pembiayaan pembangunannya pada bantuan dari lembaga donor internasional maupun bantuan dari negara-negara maju.

Tulisan ini, merupakan temuan dari penelitian, menerangkan perkembangan konsep pembangunan, pemanfatan semberdaya alam untuk pembangunan, konflik yang terjadi dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Juga disampaikan soal pentingnya partisipasi dalam pembangunan, permaslaahn yang muncul dalam menjalankan konsep-konsep tersebut. Fokus studi pembanguan di wilayah penghasil sumber daya alam minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia khususnya Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) disampaikan untuk merujuk apakah migas Indonesia menjadi berkah atau kutukan. Juga, bagaimana kemungkinan solusi yang harus dicari untuk menjadikan migas sebagai berkah pembangunan.

Download Monograf Seri No. 1, Paper No. 2 – Juni 2009 (PDF)
DOWNLOAD: Masalah Pembangunan di Wilayah Migas Masalah Pembangunan di Wilayah Migas (173.21 Kb)

Monograf: Media Relations dan Resolusi Konflik di Perusahaan Migas: Studi kasus Sumbagsel

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

main
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Seri No. 1, Paper No. 4 – Juni 2009
Penulis Masduki
Bahasa Indonesia
Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi di ladang minyak  dan gas (migas) perusahaan nasional dan multinasional di Indonesia selalu menjadi santapan empuk media massa. Persoalan pembebasan lahan, kebocoran pipa gas dan atau sumur minyak, rekruitmen tenaga kerja hingga pembagian keuntungan menjadi isu sentral, ditengah ancaman keamanan lingkungan perusahaan yang menjadi kekhawatiran para pekerja setempat, termasuk pengambil keputusan dan praktisi hubungan masyarakat (public relations officer). Persoalan memahami, mengelola dan atau memulihkan hubungan perusahaan tambang dengan media massa lokal dan nasional menjadi pekerjaan berat bagi praktisi PR, manakala tidak ada jaminan keamanan seratus persen atas aktifitas eksplorasi, distribusi hingga pengelolaan sistem ketenagakerjaan.

Pemahaman yang tidak utuh atas eksistensi media massa di suatu daerah juga menyebabkan hubungan perusahaan Migas dengan pelaku media memburuk, terutama ketika terjadi konflik. Represi dan eksploitasi–meminjam istilah Svetlana Tsalik1 yang dilakukan media terhadap perusahaan Migas lebih banyak disebabkan oleh miskomunikasi dan minimnya wawasan keduabelah pihak (pelaku media dan PR) dalam memahami tugas masing-masing atas sebuah peristiwa atau isu krusial. Tulisan ini mencoba menguraikan dinamika media massa dan apa saja jalan keluar/strategi yang dapat ditempuh oleh pelaku PR di perusahaan Migas.

Download Monograf Seri No. 1, Paper No. 4 – Juni 2009 (PDF)
DOWNLOAD: Media Relations dan Resolusi Konflik Media Relations dan Resolusi Konflik (112.45 Kb)

Monograf: Media Meliput Migas: Potret Buram Di Sumbagsel

MonografPublikasi Friday, 17 March 2017

Image
klik image, untuk detil
sampul monograf
Seri Monograf CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution
Seri No. 1, Paper No. 5 – Juni 2009
Penulis Masduki
Bahasa Indonesia
Jurnalisme yang diterapkan dalam mengekspose kasus-kasus Migas (sebut saja jurnalisme Migas), bukan hanya jurnalisme di ranah ekonomi semata, akan tetapi merupakan sebuah kombinasi ketrampilan teknis dan kemampuan konseptual pengelola isu dalam menghadirkan teks-teks sosial, ekonomi dan politik dari persoalan Migas di sebuah negara seperti Indonesia.

Jurnalisme Migas sama pentingnya dengan Migas itu sendiri, bagi penciptaan suatu tatanan hubungan masyarakat ekonomi dan sosial yang sehat dan sejahtera. Sebagai aktifitas yang terjadi di ruang publik, maka jurnalisme dan produk jurnalisme amat dipengaruhi oleh sistem social ekonomi dan politik pada saat ia beroperasi.

Dilihat dari dampak yang timbul pasca pemberitaan, publikasi isu Migas seperti kelangkaan BBM, distribusi yang bermasalah atau aksi-aksi protes masyarakat atas pencemaran lingkungan, tidak hanya memicu pergolakan ekonomi, tetapi krisis politik lokal dan atau krisis hubungan antarnegara seperti pernah terjadi antara Indonesia dengan Amerika Serikat dalam kasus tambang Freeport. Jurnalisme Migas tidak sepenuhnya steril dari pengaruh-pengaruh eksternal, yang beranjak dari persepsi pengelola media itu sendiri, dan relasi bisnis atau politik yang terjalin diantara pengelola media, pemilik perusahaan Migas dan pengambil keputusan publik setempat.

Download Monograf Seri No. 1, Paper No. 5 – Juni 2009 (PDF)
Media Meliput Migas Media Meliput Migas (123.17 Kb)

Buku: The Making of Ethnic and Religious Conflict in Southeast Asia: Cases and Resolutions

BukuPublikasi Friday, 17 March 2017

click to zoom Editors Lambang Trijono and Frans de Djalong
ISBN 979-98203-0-8
Language English
Pages xii + 291
Year 2004
Dimension 145 x 210 mm
Price Rp. 45.000,00 (shipping not included)
Ebook free download (see bellow)

Ethnic and religious conflict has been as old as longing for peace. It proves to have been inhuman and disastrous in such a society where there is no a democratically-conducted consensus between actors or/and institutions.

The Making of Ethnic and Religious Conflict in Southeast Asia is an anthology of conflict phenomena, their context and dimensions, and appropriate resolutions hermeneutically shared in the light of multi-dimensional approaches. Suggested methods for handling the various typical conflicts are in fact as important as for understanding their state of becoming. So to speak, this book is of course a theoretical but also a practical contribution for the very participation in peace-building efforts as these writers have deliberately shown in a number of experiences. read more

Buku: Pemilu 2004: Transisi Demokrasi dan Kekerasan

BukuPublikasi Friday, 17 March 2017

click to zoom Editor Moch. Faried Cahyono dan Lambang Trijono
ISBN 979-98203-2-4
Bahasa Indonesia
Halaman iv + 138
Tahun 2004
Ukuran 105 x 170 mm
Harga Rp. 15.000,00 (Stok Habis)
Ebook free download (lihat di bawah)

Pemilu di masa Orde Baru selalu identik dengan kekerasan. Begitu banyak kekerasan yang berasal dari luar tumpah ke pemilu (efek spillover). Tak heran, setiap menjelang dan selama pemilu begitu banyak pihak yang bersiap mengamankan. Sementara rakyat di banyak wilayah, harus siap menerima kemungkinan terjadinya kekerasan. Sepertinya bangsa ini, dengan pemilu, menghadapi bencana nasional lima tahunan.

Menjadi penting untuk melihat apakah tradisi kekerasan dalam pemilu sebagaimana masa Orde Baru, bisa diputus pada Pemilu 2004 dan sesudahnya. Sehingga, dalam pemilu rakyat mendapatkan tidak hanya penguasa, tetapi juga pemimpin yang mampu menjawab tantangan jamannya. read more

Buku : Potret Retak Nusantara: Studi Kasus Konflik di Indonesia

BukuPublikasi Friday, 17 March 2017

click to zoom Editor Lambang Trijono, M. Najib Azca, Tri Susdinajanti, Moch. Faried Cahyono, dan Zuly Qodir
ISBN 979-98203-3-2
Bahasa Indonesia
Halaman vi + 386
Tahun 2004
Ukuran 145 x 210 mm
Harga — (stok habis)
Ebook free download (lihat di bawah)

Ditakdirkan sebagai sebuah negara besar yang plural secara etnik, bahasa, dan agama, serta memiliki rentang geografis yang luas menjulur dari Aceh hingga Papua, Indonesia bagai menerima ‘kutukan’ yang menetap: menjadi sebuah bangsa yang selalu dirundung potensi pertikaian, kekerasan, dan perpecahan. Fase transisi menuju demokrasi yang dijalani sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada 1998 membuat babak baru konflik dimulai: konflik berdimensi komunal merebak, konflik bercorak ‘separatis’ pasang naik, fenomena gerakan ‘fundamentalis’ keagamaan naik daun, sementara berbagai dimensi baru dalam konflik sosial-politik kian mengemuka. read more

Buku : Konflik dan Reformasi-TNI di Era SBY

BukuPublikasi Friday, 17 March 2017

click to zoom Editor M. Najib Azca dan Moch. Faried Cahyono
ISBN 979-98203-1-6
Bahasa Indonesia
Halaman xiv + 149
Tahun 2004
Ukuran 105 x 170 mm
Harga — (stok habis)
Ebook free download (lihat di bawah)

Untuk pertama kali dalam sejarah, rakyat Indonesia memilih secara langsung pemimpin politik tertingginya pada tanggal 20 September 2004.  Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pengusaha Muhammad Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu yang dicatat sebagai pemilu yang aman, jujur dan demokratis, serta mendapat penghargaan luas di panggung internasional.

Namun, ada kekhawatiran atas naiknya SBY jadi presiden. Ia bagaimanapun tumbuh dan dibesarkan dalam era kepemimpinan otoriter di mana militer merupakan kekuatan dominan yang memiliki privilese dan prerogatif besar. Ia juga jadi presiden tidak lepas dari dukungan meluas dari kekuatan militer, khususnya para purnawirawan.  Namun, di luar kekhawatiran akan kembalinya militer dalam politik, gerakan masyarakat sipil sendiri memiliki begitu banyak kelemahan, khususnya soal agenda gerakan sipil yang berceceran, tidak menyatu. Para pemimpin sipil juga tidak jelas dan tidak tegas dalam reformasi sektor keamanan dalam sistem politik yang demokratis. read more

1234

Recent Posts

  • Buku : Dua Menyemai Damai : Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Perdamaian dan Demokrasi
  • Buku : Pandemi, Konflik, Transformasi : Tantangan Demokrasi dan Inklusi Sosial
  • Buku : Agensi Perempuan Dalam Lingkaran Ekstremisme Kekerasan : Narasi dari Poso, Bima, Lamongan dan Deli Serdang
  • Serial Webinar Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), UGM
  • [PEACE GOERS FESTIVAL-online] “Damai Itu Keren”
Universitas Gadjah Mada

PUSAT STUDI KEAMANAN DAN PERDAMAIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Sekip K-9 Yogyakarta 55281
email: ps.kp@ugm.ac.id
Telp./Fax : (0274) 520733

© 2017 CSPS Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju